Garis besar Kojiki

Di dalam kata pengantar ditulis bahwa Kojiki merupakan kumpulan tulisan yang ditulis Ō no Yasumaro berdasarkan folklor zaman kuno Teiki (silsilah kaisar) yang dihafal Hieda no Are dan Kuji (legenda).

"Kojiki" dianggap bukan judul resmi, dan merupakan nama yang biasa digunakan untuk menyebut buku kuno. Asal-usul judul buku ini tidak jelas, mungkin sudah diberi judul "Kojiki" oleh Ō no Yasumaro, tapi mungkin juga orang lain yang menambahkan judul ini kemudian. Aksara kanji untuk judul buku ini bisa dibaca sebagai Furukotobumi, tapi biasanya sekarang dibaca Kojiki.

Tidak seperti Nihonshoki, Kojiki bukan buku sejarah resmi (Seishi) yang ditulis untuk kaisar. Walaupun demikian, pada kata pengantar Kojiki ditulis tentang Kaisar Temmu yang "menghimpun Teiki, memeriksa Kuji, menghapus tulisan yang tidak benar dan memastikan kebenaran, dan mewariskan buku ini untuk generasi berikut." (撰帝紀 檢舊辭 去偽定真使傳於後世), sehingga buku ini boleh juga dikatakan ditulis untuk kaisar.

Susunan

Kojiki terdiri dari bagian yang diambil dari Kuji dan bagian yang diambil dari Teiki. Bagian yang diambil Kuji berisi kumpulan cerita yang berkaitan dengan keluarga kaisar dan keluarga bangsawan, serta cerita di lingkungan dalam istana. Bagian yang ditulis dari Teiki semuanya berupa silsilah kaisar, daftar nama kaisar dari kaisar pertama hingga kaisar ke-33, nama permaisuri, pangeran, putri kaisar, serta anak keturunan dan keluarganya. Selain itu, di bagian yang sama ditulis nama istana, tahun bertahta, tahun wafat dan shio pada tahun tersebut, usia, lokasi makam, serta peristiwa penting yang terjadi selama bertahta. Semua data merupakan hasil hafalan pencerita istana (kataribe) untuk diucapkan sewaktu ada upacara pemakaman kaisar, dan baru mulai ditulis di pertengahan abad ke-6.

Penulisan

Kojiki ditulis dalam bahasa Jepun tapi seluruhnya menggunakan aksara kanji yang dipakai untuk menuliskan bahasa Tionghoa Klasik (hentai-kanbun). Kata-kata kuno, nama orang, nama tempat, nama barang, dan bagian berisi syair (kayō) ditulis satu aksara kanji bahasa Tionghoa klasik untuk setiap suku kata. Sewaktu menuliskan suku kata demi suku kata, di samping kanan aksara kanji juga ditambahkan tanda baca berupa aksara kanji (seperti 上, atau 去).